Beriku Tips Mudah Melatih Bayi Berguling

Beriku Tips Mudah Melatih Bayi Berguling

Melihat bayi berguling, tentu semakin menggemaskan ya Mom? Bayi yang belajar berguling pertanda bahwa perkembangan motoriknya semakin pesat. Pada periode ini, orang tua juga perlu memperhatikan beberapa hal terkait dengan kemampuan bayi berguling.

baca juga artikel lainnya cara menjaga kesehatan rambut

Kapan bayi mulai berguling?

Pertanyaan ini menjadi salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan setiap orang tua. Perlu diingat bahwa kemampuan bayi sangat berbeda satu sama lain sehingga tak perlu khawatir jika si kecil belum berguling namun bayi usia sebayanya sudah mampu berguling.
Umumnya bayi mulai berguling di usia 3-4 bulan dan mulai berguling dengan lancar pada usia 6-7 bulan. Jika bayi belum berguling pada usia 8-9 bulan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Melatih bayi berguling

Jika Anda ingin melatih si kecil berguling, sebaiknya mulailah pada usia 3 bulan. Awalnya, bantu anak untuk mencapai posisi tengkurap. Setelah itu, bantu ia untuk mengangkat kepala dan bahunya untuk menjauhi lantai. Gerakan ini dapat membantu Anda untuk memperkuat otot leher dan otot lain yang digunakan untuk berguling.

baca juga artikel lainnya cara mencegah jerawat

Saat pertama kali bayi belajar berguling, ia mungkin tampak tidak nyaman atau menangis. Untuk itu saat pertama kali mengajaknya tengkurap atau berguling, lakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, hanya selama 30 detik saja. Setelah itu, Anda bsia mengulanginya dalam waktu yang lebih lama.
Ketika bayi sudah berusia 5-7 bulan, otot-ototnya akan semakin kuat. Ia sudah mampu untuk mengangkat kepala dan membuat gerakan seperti berenang. Saat usia ini bayi mungkin sudah lebih lancar untuk berguling dengan baik dan mampu berguling lebih dari satu putaran.
Bayi yang mampu berguling dengan baik, Anda mungkin perlu meningkatkan pengawasan pada si kecil. Pasalnya, si kecil juga akan terus bergerak untuk mengeksplorasi kemampuan tubuhnya.
Bagi Anda yang bisa mengganti popok di meja khusus, sebaiknya pindahkan kegiatan tersebut ke tempat tidur atau tempat yang lebih rendah untuk menghindari bayi berguling dan terjatuh.
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk merangsang bayi berguling adalah dengan menggunakan mainan. Tempatkan mainan favorit si kecil sedikit jauh dari jangkauannya, lalu pancing bayi untuk meraihnya selama tengkurap.

baca juga artikel lainnya cara mencegah timbulnya jerawat

Selain itu Anda juga bisa memberi contoh langsung untuk berguling sambil bermain dengan bayi. Namun, hati-hati saat menunjukkan kemampuan berguling ini ya Mom. Sebaiknya jaga jarak yang aman agar bayi dapat melihat Anda berguling dan menirukannya.
Apakah Benar Miom Menyebabkan Susah Hamil?

Apakah Benar Miom Menyebabkan Susah Hamil?

doktersehat miom bisa hamil
Photo credit: pexels.com
 Munculnya miom di dalam rahim menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar wanita. Banyak yang beranggapan bahwa wanita yang memiliki miom akan sulit hamil. Benarkah demikian?

baca juga artikel lainnya cara menjaga kesehatan rambut

Apa itu miom?

Miom adalah pertumbuhan sel tumor di dalam rahim dan tidak bersifat ganas atau kanker. Miom juga dikenal dengan nama lain mioma atau uteri fibroid. Miom muncul dari pertumbuhan abnormal sel-sel yang ada di alam otot rahim sehingga membentuk tumor jinak.
Hingga kini penyebab munculnya miom belum dapat diketahui dengan pasti. Umumnya kondisi ini dikaitkan dengan munculnya hormon estrogen. Selain itu miom juga lebih banyak ditemui pada wanita dengan berat badan berlebih dan wanita yang memiliki riwayat miom dalam keluarganya.
Ukuran miom dapat bervariasi mulai dari seukuran biji-bijian hingga berukuran besar yang dapat membuat ukuran rahim ikut membesar. Jumlah miom yang muncul bisa hanya satu, namun bisa juga muncul beberapa sekaligus.

Apakah memiliki miom berarti sulit hamil?

Dilihat dari lokasi tumbuhnya miom, miom dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

baca juga artikel lainnya cara mencegah jerawat

1.Miom intramural

Miom jenis ini tumbuh di antara jaringan otot rahim. Miom ini merupakan jenis miom yang paling sering terjadi. Beberapa gejalanya adalah siklus haid tidak teratur, nyeri haid, dan jumlah darah saat haid yang berlebih.

2. Miom subserous

Miom jenis ini tumbuh di bagian luar dinding rahim, ke rongga panggul. Miom jenis ini dapat tumbuh menjadi sangat besar. Miom ini umumnya baru menujukkan gejala jika ukurannya sudah membesar. Salah satu gejala yang perlu diwaspadai adalah munculnya benjolan dan sering buang air kecil.

3. Miom submucous

Miom jenis ini tumbuh di lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim. Umumnya miom ini dapat menyebabkan pendarahan parah dan komplikasi serius lainnya.

4. Miom pedunculated

baca juga artikel lainnya cara mencegah timbulnya jerawat

Miom jenis ini tumbuh di batang kecil di dalam atau di luar rahim.
Menurut penelitian, ada beberapa jenis miom yang memang dapat menurunkan peluang kehamilan, yaitu jenis miom intramural dan miom submukosa. Namun dengan penanganan yang tepat (diangkat), hal ini dapat mengembalikan peluang kehamilan hingga 70%.
Untuk itu, jika Anda memiliki gejala miom, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Jika memang ditemukan miom, konsultasikan dengan dokter mengenai penanganan yang tepat agar tidak mengganggu kesuburan Anda.
Ini Risiko Penggunaan Bius Epidural bagi Ibu dan Bayi

Ini Risiko Penggunaan Bius Epidural bagi Ibu dan Bayi

doktersehat efek bius epidural
Photo Credit: Freepik
Melahirkan dengan proses persalinan normal identik dengan rasa sakit. Meskipun ambang nyeri dari setiap ibu berbeda-beda, namun banyak juga ibu yang khawatir persalinan terganggu karena tidak kuat menahan rasa sakit. Untuk itu ada pilihan lain untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan yaitu dengan bius epidural.

baca juga artikel lainnya cara menjaga kesehatan rambut

Apa itu bius epidural?

Bius epidural adalah salah satu bentuk bius lokal yang digunakan untuk membuat sebagian anggota tubuh ibu merasa mati rasa. Bius epidural tidak membuat ibu hilang kesadaran karena fungsinya hanya untuk mengurangi rasa sakit.
Jika bius epidural berjalan dengan baik maka seharusnya rasa sakit yang ada di bagian rahim, leher rahim dan bagian atas vagina akan berkurang. Namun demikian, otot masih bisa bekerja dan berkontraksi untuk melangsungkan persalinan.

Efek bius epsidural bagi ibu

Sebelum memilih untuk melakukan bius epidural, ibu perlu mengetahui risiko bius ini pada ibu dan bayi. Pada ibu, efek dari bius epidural ini umumnya tekanan darah menurun, sakit kepala, mual, menggigil, dan kemungkinan persalinan menjadi lebih lama. Jika persalinan berjalan lebih lama dan ibu sudah tidak mampu mendorong janin lagi, maka dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan dengan operasi caesar.

baca juga artikel lainnya cara mencegah jerawat

Efek bius epidural pada bayi

Penelitian mengenai efek bius epidural pada bayi masih terus dikembangkan. Sejumlah pakar sepakat bahwa bayi tetap dapat terpapar bius epidural, namun tidak memiliki dampak yang membahayakan.
Namun pada beberapa kasus persalinan dengan epidural meneybutkan bahwa ada dampak tertentu pada bayi yang mengalami persalinan dengan epidural. Beberapa dampak tersebut antara lain bayi kekurangan oksigen, detak jantung tidak teratur, dan bayi mengalami gangguan pernapasan.
Selain itu, efek bius epidural juga diduga membuat bayi mengalami kesulitan menyusui. Hal ini diduga karena epidural mengganggu proses pelepasan hormon oksitosin sehingga membuat bayi kesulitan menyusu. Namun hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut.
Bagi Anda yang mempertimbangkan untuk melakukan bius epidural, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter, apakah Anda memerlukan tindakan ini atau tidak dan cari tahu mengeani epidural sebanyak-banyaknya.